Breaking News

Makalh Media Pembelajaran : Beban Kognitif

 

MAKALAH

MEDIA PEMBELAJARAN

 

BEBAN KOGNITIF

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Media Pembelajaran

Dosen Pengampu        : Mustamin, S.Pd., M.Pd., M.T

Dosen Mitra                : Hilda Ashari, S.Pd., M.Pd.

 

 

 

 

Disusun Oleh:

Nama           : Wahyu Djuddah

Nim             : 1929041013

Kelas           : PTIK C 2019

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2021


 


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Prinsip-prinsip multimedia pembelajaran ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Beban Kognitif bagi para pembaca dan juga bagi para penulis.

Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung saya sehingga saya bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu. Saya menyadari, bahwa makalah yang dibuat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

 

Rantepao, 02 April 2021

 

Wahyu Djuddah

 

 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ ii

DAFTAR ISI....................................................................................................... iii

BAB I

PENDAHULUAN............................................................................................... 4

A.    Latar Belakang........................................................................................ 4

B.     Rumusan Masalah................................................................................... 4

 

BAB II

 

PEMBAHASAN.................................................................................................. 5

 

A.    Defenisi Teori Beban Kognitif............................................................... 5

B.     Kategori Beban Kognitif........................................................................ 6

C.    Tahap Perkembangan Teori Beban Kognitif....................................... 8

D.    Pembelajaran yang Mengacu pada Teori Beban Kognitif.................. 10

BAB III

PENUTUP........................................................................................................... 13

A.    KESIMPULAN....................................................................................... 14

B.     SARAN.................................................................................................... 14

 

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 14

 

 

 



BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pembelajaran adalah proses interaksi antar siswa, antara siswa dan guru, dan sumber belajar pada lingkungan belajar (Permendikbud No. 103 Tahun 2014). Dalam lingkungan belajar yang menjadi tujuan utama adalah membatu siswa untuk dapat belajar. Interaksi antara siswa dan siswa membawa kepada suatu aktivitas yang dapat membuat proses belajar lebih menyenangkan. Guru akan menjadi fasilitator bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam belajar (Murray, 2011) dan guru berperan sebagai pemberi motivasi, memfasilitasi dalam belajar, memberi stimulus, dan menciptakan lingkungan belajar bagi siswa . Siswa akan lebih baik dalam belajar jika sumber belajar yang digunakan sesuai dengan konsep diri dari siswa (Rockliffe dan Gifford, 2012).

Dalam merancang media pembelajaran, seringkali guru menampilkan gambar animasi yang bertujuan untuk menarik perhatian siswa, selain itu terkadang guru manampilkan gambar tokoh atau artis yang sedang “ngetren” untuk menarik perhatian siswa. Guru kurang memperhatikan proses pengolahan informasi di dalam memori (otak). Banyak guru yang belum memahami bahwa tayangan ataupun isi dalam media pembelajaran mengaruhi beban kognitif siswa.

B.     Rumusan Masalah

1)      Apa yang dimaksud dengan Teori Beban Kognitif?

2)      Apa saja kategori dari Beban Kognitif?

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Defenisi Teori Beban Kognitif

Teori belajar kognitif (cognitive learning theories) menekankan proses mental yang tidak dapat diamati yang digunakan orang untuk mempelajari dan mengingat informasi atau kemampuan baru (Slavin, 2009:176). Siswa dalam belajar berpusat pada kemampuan mental atau kognitifnya untuk dapat memahami yang dipelajarinya. Belajar selalu membutuhkan kemampuan kognitif untuk memproses informasi yang diperoleh dari lingkungan. Berpikir merupakan bagian dari kemampuan kognitif siswa dalam menghadapi setiap kegiatan belajar sehingga dalam belajar siswa harus diajak untuk berpikir (Subanji, 2015:14).

Teori beban kognitif merupakan bagian dari teori pembelajaran yang berupaya untuk dapat memperbaiki pembelajaran dikedepannya (Kalyuga, 2011). Guru dalam pembelajaran harus melakukan perbaikan dan pembenahan dari kekurangan-kekurangan yang ada. Perbaikan kualitas pembelajaran membutuhkan eksplorasi pendekatan pedagogis dari guru. Teori beban kognitif mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran guru harus mampu mengelola ketiga jenis beban kognitif. Dalam aplikasi pembelajaran beban kognitif intrinsic harus dikelola sebaik mungkin, beban kognitif extraneous harus ditekan serendah mungkin dan beban kognitif germane harus ditingkatkan ( Jong, 2010; Lin dan Lin, 2013).

§   Teori beban kognitif adalah teori psikologis yang bertujuan untuk memprediksi hasil belajar dengan memperhatikan kemampuan dan keterbatasan dari arsitektur kognitif manusia (Plass,. J, moreno,. R and Sweller, J., 2010)

§   Teori beban kognitif adalah teori yang menjelaskan tentang perbedaan antara tuntutan tugas dan kemampuan seseorang untuk menguasai tuntutan tersebut (Moray, 1979 )

§   Teori beban kognitif adalah teori yang menjelaskan tentang besarnya usaha yang dilakukan memori kerja (working memory) untuk memproses informasi dalam waktu tertentu (Cooper, 1990)

Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa teori beban kognitif (cognitive load theory) adalah teori psikologis yang menjelaskan tentang besarnya beban yang terjadi dalam kognitif manusia yang disebabkan tuntutan tugas yang melebihi kapasitasnya.

B.     Kategori Beban Kognitif

Teori beban kognitif (Plass, Renkl & Sweller, 2010) menyebutkan bahwa beban kognitif dalam memori pekerja dapat disebabkan oleh tiga sumber yaitu: (1) beban kognitif intrinsik (intrinsic cognitive load)  (2) beban kognitif ekstrinsik (extraneous cognitive load) dan (3) beban kognitif erat (germane cognitive load)

  Jika beban kognitif bekerja melebihi kapasitas memori, pengolahan informasi termasuk belajar akan dikompromikan. Dengan kata lain, jika beban total memori kerja yang berlebihan, probabilitas perubahan berguna untuk memori jangka panjang berkurang.

1.      Beban Kognitif Intrinsik (Intrinsic Cognitive Load)

Beban kognitif intrinsik bergantung pada tingkat kekompleksan materi yaitu seberapa banyak unsur yang ada dan bagaimana unsur -unsur tersebut saling terkait. Jika ada banyak unsur dalam materi tersebut dan saling terkait dengan cara yang rumit maka beban kognitif intrinsic-nya tinggi. Sebaliknya, beban kognitif intrinsik rendah jika materinya tidak rumit yakni masing-masing unsur dalam materi tersebut bisa dipelajari secara terpisah dan gampang.

2.      Beban Kognitif Asing/ Ekstrinsik (Extraneous Cognitive Load)

Beban kognitif extraneous bergantung pada cara penyajian materi yang akan dipelajari. Penataan dan penyajian materi yang baik dapat menurunkan beban kognitif extraneous. Jika penyajian materi tidak dirancang dengan baik maka terjadi pemrosesan kognitif yang tidak relevan dan efisien.

Kalguya, S (dalam Plass,. J, moreno,. R and Bruken, R, 2010)  menyatakan bahwa beban kognitif asing dapat diterapkan oleh satu atau lebih sumber berikut ini:

1)      Tidak memaksa pelajar untuk mencari langkah-langkah solusi dengan menggunakan prosedur (bukannya langsung belajar prosedur yang merupakan solusi dari pelajaran)

2)      Belajar yang memperkenalkan elemen baru dengan terlalu banyak informasi ke dalam memori kerja untuk dimasukkan ke dalam struktur memori jangka panjang

3)      Representasi terpisah (dalam ruang/waktu) terkait pelajaran yang memerlukan pelajar untuk melakukan penemuan dan proses.

3.      Beban Kognitif Erat (Germane Cognitive Load)

Beban kognitif erat adalah beban kognitif yang diakibatkan oleh proses kognitif yang relevan dengan pemahaman materi yang sedang dipelajari dan proses konstruksi (akuisisi skema) pengetahuan. Jika tidak ada beban kognitif erat, berarti memori kerja tidak dapat mengorganisasikan, mengkonstruksi, mengkoding, mengelaborasi atau mengintegrasikan materi yang sedang dipelajari sebagai pengetahuan yang tersimpan dengan baik di memori jangka panjang.

     Sebagian besar dari beban kognitif asing diasumsikan bahwa sebagai kategori beban kognitif berkurang, beban kognitif erat secara otomatis akan meningkat karena peserta didik akan mencurahkan upaya yang sama untuk belajar terlepas dari efektifitas pelajaran.


 

 

C.    Tahap Perkembangan Teori Beban Kognitif

1.      Tahap 1

Istilah teori beban kognitif (cognitive load theory) yang biasa disingkat CLT pertama kali diperkenalkan oleh John Sweller sekitar tahun 1980-an di Australia. Beliau yang dijuluki sebagai penemu CLT. John Sweller adalah dosen di University of New South Wales. Ia terfokus pada tuntutan kognitif dari metode pembelajaran yang lebih cenderung melihat pada hasil akhir yang diperoleh dari peserta didik ketika dihadapkan pada pemecahan masalah, metode dimana peserta didik secara mandiri memecahkan sejumlah besar masalah untuk mengembangkan keahlian. Dengan menggunakan metode tersebut John Sweller menganggap bahwa metode analisis hasil akhir malah menciptakan beban kognitif yang sangat tinggi pada kapasitas pengolahan kognitif peserta didik yang sangat terbatas. Teori John Swelller menyimpulkan bahwa upaya kognitif dihabiskan dalam metode analisis hasil akhir yang mengarah pada solusi masalah saja atau tujuan dari tugas yang mendesak tetapi tidak meninggalkan sumber daya kognitif yang cukup untuk akuisisi skema yang menjadi tujuan dari pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu, tahap awal perkembangan CLT adalah  bagaimana membentuk hubungan antara metode pembelajaran yang digunakan untuk mempromosikan pemecahan masalah dan beban kognitif yang disebabkan oleh metode tersebut.

Sweller, Chandler, Tierney, and Cooper (1990)  menyatakan bahwa CLT menyangkut tentang bagaimana sumber daya kognitif didistribusikan selama pembelajaran dan selama proses pemecahan masalah. Banyak metode pembelajaran dan pemecahan masalah yang memaksakan siswa sehingga menimbulkan beban kogntif bagi siswa, dalam hal ini beban tersebut diistilah beban kognitif asing (extraneous cognitive load), yaitu beban kognitif yang muncul akibat desain pengajaran yang tidak tepat.

 

 

Adapun deskripsi dari tahap I dari perkembangan teori beban kognitif, yaitu : Extraneous Load = Total cognitive Load

2.      Tahap 2

Tahap ke-II CLT ditandai dengan pengenalan sumber tambahan beban kognitif yaitu beban kognitif intrinsik. CLT pindah dari yang hanya berfokus pada beban kognitif asing (extraneous cognitive load). Lebih khusus lagi, beberapa materi sulit untuk dipelajari atau beberapa masalah yang sulit untuk dipecahkan karena mengharuskan melibatkan beberapa elemen yang secara bersamaan berinteraksi satu sama lainnya ( Sweller & Chandler, 1990)

            Awal mula munculnya ide tentang beban kognitif intrinsik yaitu berasal dari penelitian Harford, maybery, dan Bain (1986). Dalam penelitian tersebut para peneliti menemukan bahwa kesulitan dalam pengolahan kesimpulan dalam penalaran anak-anak sebagai contoh : a lebih tinggi dari b, dan b lebih tinggi dari c, siapakah yang paling tinggi ?? hal ini menunjukkkan bahwa anak-anak harus mempertimbangkan elemen-elemen diwaktu yang bersamaan. Menurut  CLT, beban kognitif intrinsik tergantung pada dua faktor yaitu: pertama, jumlah elemen yang harus diproses secara bersamaan dalam memori kerja pada setiap tugas belajar dan yang kedua, pengetahuan sebelumnya dari pelajar.

Ketika orang dihadapkan dengan materi baru, beban kognitif yang dikenakan oleh materi yang akan terdiri dari beban kognitif intrinsik karena interaktivitas elemen dan beban kognitif asing ditentukan oleh desain pengajaran  yang digunakan, jika beban kognitif total berlebihan, belajar dan pemecahan masalah akan terhambat (Sweller, 1997).


 

 

Adapun deskripsi dari tahap II dari perkembangan teori beban kognitif yaitu : Extraneous Load + Intrinsic Load = Total cognitive Load

3.      Tahap 3

Baru-baru ini, CLT telah mengalami dua revisi utama. Yang pertama adalah pengenalan sumber ketiga beban kognitif , yaitu beban kognitif erat (germane cognitive load). Ciri khas dari beban kognitif erat adalah bahwa , tidak seperti dua lainnya , ia memiliki hubungan yang positif dengan belajar karena itu adalah hasil dari mencurahkan sumber daya kognitif untuk akuisisi skema dari pada kegiatan mental lainnya. Ide beban kognitif erat berasal dari kebutuhan untuk menentukan efek dari beban kognitif untuk  akuisisi skema yang diusulkan menjadi bermanfaat untuk belajar.

Adapun deskripsi dari tahap III dari perkembangan teori beban kognitif, yaitu:

Germane load + Extraneous Load + Intrinsic Load =

Total cognitive Load

 

D.    Pembelajaran yang Mengacu pada Teori Beban Kognitif

Prinsip dasar dari teori beban kognitif adalah belajar efektif yang dapat dicapai dengan mengelola beban intrinsik, mengurangi beban kognitif asing, dan meningkatkan beban erat (Kalguya, 2010).Berikut adalah cara pengelolan beban kognitif dalam pembelajaran ( Nidar, R, 2011)


 

1)      Beban Kognitif Intrinsik

Beban kognitif intrinsik

Mengelola beban kognitif intrinsik

1.      Materi yang sulit

 mengelola bahan ajar yang yang sulit menjadi lebih sederhana, salah satunya dengan  bantuan alat peraga

2.      Jumlah bahan ajar yang harus diproses di waktu yang bersamaan

mengelola jumlah bahan ajar yang harus diproses secara bersamaan dengan membagi materi menjadi beberapa pertemuan.

3.      Pengetahuan sebelumnya

mengetahui tingkat pengetahuan awal siswa dengan memberikan pre-test

 

2)      Beban Kognitif Asing

Beban kognitif asing

Mengelola beban kognitif asing

  1. Penyampaian materi yang kurang baik

 Penyampaian materi sebaiknya disesuaikan dengan kondisi siswa dan tingkat kebutuhan siswa

  1.   Informasi yang diberikan terlalu banyak sehingga menguras pikiran

Informasi yang disajikan harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa

  1. Kurangnya contoh dan latihan soal

 mengoptimalkan pemahaman siswa dengan memberikan contoh, latihan-latihan soal serta penyampaian materi yang mendalam

  1. Siswa tidak ingat materi prasyarat

mereview pengetahuan prasyarat yang berhubungan informasi di awal pembelajaran

 

3)      Beban Kognitif Erat

Beban kognitif erat

Mengelola beban kognitif erat

  1. Imajinasi

 Membayangkan prosedur atau konsep meningkatkan pembelajaran dibandingkan dengan hanya mempelajari materi semata

 


 

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Teori beban kognitif (cognitive load theory) adalah teori psikologis yang menjelaskan tentang besarnya beban yang terjadi dalam kognitif manusia yang disebabkan tuntutan tugas yang melebihi kapasitasnya.

Beban kognitif dalam memori pekerja dapat disebabkan oleh tiga sumber yaitu: (1) beban kognitif intrinsik (intrinsic cognitive load) (2) beban kognitif ekstrinsik (extraneous cognitive load) dan (3) beban kognitif erat (germane cognitive load)

 

B.     SARAN

Kami sebagai penyusun mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca terutama bagi penyusun sendiri. Mohon maaf apabila terdapat kekurangan atau kekeliruan pada makalah ini. Kami sadari tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan makalah ini, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.


C.     

 

DAFTAR PUSTAKA

Cooper, G. 1990. Cognitive load theory as an aid for instruction design. Australia journal for education technologi       

Kalyuga, S. 2010. Cognitive load theory : Schema Acquisition and Sources of Cognitive Load. Cambridge: Cambridge university prress

Moray, N. (1979). Mental workload: Its theory and measurement. New York: Plenum

Moreno, R and Park, B. Cognitive Load Theory: Historical Development and Relation to Other Theories.                                                                                 

Moreno, R., & Mayer, R. E. (2007). Interactive multimodal learning environments.

Educational  Psychology Review

Nidar, R. 2011. Penerapan Pembelajaran Matematika Mengacu Pada Cognitive Load Theory Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 21 Malang. Malang: Malang University Press

Paas, F., Moreno, R , ., & Sweller, J. (2010). Cognitive load theory: Recent developments. Educational  Psychologist

Paas, F., Renkl, A., & Sweller, J. (2004). Cognitive load theory: Instructional implications of the interaction between information structures and cognitive architecture [Guest editorial statement]. Instructional  Science

Solso, R. L (2008) Psikologi Kognitif: Edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga

Sweller, J. (1994). Cognitive load theory, learning difficulty, and instructional design.

Learning and Instruction

 

 

Sweller, J. 2010 Cognitive Load Theory: Recent Theoretical Advances. Australia Journal For Education Technology

Sweller, J., & Chandler, P. (1994). Why Some Material Is Difficult To Learn. Cognition and Instructions

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.